Berita

Bupati Bogor Rudy Susmanto Siapkan Jurus Antidefisit 2026

CIBINONG | DetakBogor.Com – Menghadapi ancaman defisit anggaran tahun 2026, Bupati Bogor Rudy Susmanto mengambil langkah cepat dan strategis.

Rudy Susmanto menegaskan bahwa efisiensi belanja wajib, integrasi program antar perangkat daerah, serta optimalisasi program nasional Makan Bergizi (MBG) menjadi kunci dalam menjaga stabilitas keuangan daerah sekaligus membuka ribuan lapangan kerja baru.

“Kita tidak boleh hanya fokus pada belanja, tapi bagaimana setiap rupiah yang dikeluarkan benar-benar menggerakkan ekonomi masyarakat,” ujar Rudy di Cibinong, Kamis (16/10).

Hadapi 4 Tekanan Berat APBD 2026

Rudy mengungkapkan, setidaknya ada empat tantangan utama yang berpotensi membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bogor 2026.

Kondisi ini dipicu oleh kebijakan pemerintah pusat dan provinsi yang berdampak langsung terhadap kemampuan fiskal daerah.

“Dana transfer pusat dipotong, iuran BPJS yang sebelumnya disubsidi provinsi kini hanya sebagian, Dana Alokasi Khusus (DAK) ditiadakan, dan gaji P3K guru sekarang harus ditanggung APBD,” jelasnya.

Untuk itu, Pemkab Bogor dituntut berinovasi dan menyusun ulang strategi keuangan dengan menitikberatkan pada program produktif yang berdampak langsung pada masyarakat.

Akhiri Pola Kerja “Jalan Sendiri-sendiri”

Dalam arahannya, Rudy menekankan agar seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menghentikan pola kerja terpisah yang selama ini dianggap kurang efektif.

Sebagai gantinya, ia mendorong penerapan model integrasi klaster usaha, di mana berbagai dinas saling terhubung dalam satu ekosistem pembangunan ekonomi lokal.

“Berapapun anggaran yang dikeluarkan, harus bergantung pada bagaimana ekonomi masyarakat bisa bergerak,” tegasnya.

Rudy mencontohkan kolaborasi lintas dinas seperti Dinas Koperasi, Dinas Perindustrian, Dinas Pendidikan, dan Dinas Pemuda dan Olahraga.

Misalnya, Dinas Koperasi menggelar pelatihan pembuatan sepatu, Dinas Perindustrian menyediakan bahan baku dan mesin, sementara Dinas Pendidikan dapat menyalurkan hasil produksi menjadi seragam sekolah.

“Kalau setiap dinas punya satu klaster pelatihan dan bantuan usaha, kita bisa mencetak banyak wirausahawan baru di Bogor,” tambahnya.

Dapur MBG, Solusi Nyata Penggerak Ekonomi

Selain efisiensi dan integrasi program, Rudy juga menyiapkan Program Makan Bergizi (MBG) sebagai motor baru penggerak ekonomi rakyat.

Program ini akan dijalankan melalui 570 dapur MBG yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Bogor.

“Satu dapur bisa menyerap 50 tenaga kerja, mulai dari tukang masak, tukang cuci, sampai petugas kebersihan. Jika semuanya berjalan, kita bisa menciptakan sekitar 28.500 lapangan kerja baru,” ungkapnya optimistis.

Program MBG disebut Rudy bukan sekadar upaya memastikan gizi anak-anak terpenuhi, tetapi juga menjadi sumber perputaran ekonomi lokal yang masif.

Komitmen Bogor Mandiri dan Produktif

Dengan strategi efisiensi anggaran, integrasi lintas sektor, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, Rudy menegaskan komitmennya untuk menjaga kemandirian fiskal Kabupaten Bogor tanpa harus bergantung penuh pada bantuan pusat.

“Bogor harus mandiri, produktif, dan tetap tumbuh meski tekanan fiskal meningkat. Kita buktikan, krisis bukan alasan untuk berhenti berinovasi,” pungkasnya.***

Tags: , , , , , , ,

Baca Juga

Rekomendasi lainnya